RESENSI

Sisi-Sisi al-Quran yang Terlupakan

Judul buku : Ayat-Ayat Semesta
Penulis : Agus Purwanto, D.Sc.
Penerbit : Mizan, Bandung
Tahun : Mei 2008
Tebal : 437 halaman

Umat Islam, mulai dari kalangan skripturalis-fundamentalis sampai kontekstualis-liberal hingga kini masih satu pandangan dan keyakinan bahwa al-Quran merupakan kitab utama yang berkedudukan tertinggi. Diturunkannya al-Quran ke muka bumi diimani sebagai panduan umat manusia (huda al-linnas) dalam menjalani kehidupan di dunia. Karena itu pula al-Quran dipercaya sebagai sumber nilai obyektif, universal dan abadi.

Ajaran al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan (as-Syumul). Juga mencakup seluruh ruang lingkup kehidupan, ulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, Negara dan bahkan global (internasional).

Namun demikian, pengetahuan umat Islam tentang al-Quran tidak jarang dipahami sangat dangkal dan sempit. Universalitas al-Quran kemudian direduksi hanya menyangkut persoalan fikih, tasawuf dan politik (siyasah) saja. Umat Islam justru banyak mengabaikan pesan-pesan al-Quran yang berkaitan dengan persoalan-persoalan metafisik (kealaman). Ada kesan bahwa persoalan-persoalan kealaman bukan bagian dari persoalan ukhrawi.

Bahkan khusus untuk membincangkan “kebangkitan Islam”, tidak dapat dipungkiri bahwa fokusnya selalu dibelokkan ke ranah politik praktis-ideologis. Seakan-akan hanya dengan pendirian “negara khilafah”, kejayaan Islam dapat dibangkitkan kembali. Sedangkan aspek lain, utamanya aspek pengembangan ilmu pengetahuan, hanya menjadi suplemen (tambahan) bila impian tentang negara khilafah telah dapat diwujudkan, seolh pengembangan ilmu pengetahuan masih bukan persoalan yang mendesak bagi dunia Islam.

Memperhatikan pereduksian al-Quran dan Islam sedemikian sempit, akhirnya Agus Purwanto, D. Sc., seorang doktor fisika teori alumni Universitas Hiroshima Jepang dan kader militan Muhammadiyah yang juga dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berupaya keras untuk menjebol kesempitan tersebut. Dengan kepakaran dalam fisika teori, dia berusaha melihat keunggulan Islam dari sisi yang lain. Kesadarannya sebagai seorang saintifik muslim, Agus Purwanto yakin bahwa kebangkitan Islam saat ini hanya dapat diwujudkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam buku “Ayat-Ayat Semesta” ini, Agus Purwanto membeber bukti tentang luluh lantaknya Afghanistan dan Irak yang justru oleh produk sains Negara-negara Barat, khususnya AS dan Inggris. Di sisi lain, negara-negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia umumnya memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. Tapi kelimpahruahan tersebut tidak kemudian berarti kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Sebabnya satu: umat Islam tidak menguasai ilmu pengetahuan baik teoritis maupun praktis (hal 24-25).

Dengan melandaskan pada tafsir al-Jawahir karya Guru Besar Universitas Kairo, Syaikh Jauhari Thanthawi, Agus Purwanto bermaksud menggedor kesadaran umat Islam – utamanya kalangan akademisi – bahwa sesungguhnya ada 750 ayat kauniyyah dalam al-Quran yang terselip di antara 6236 ayat.

Sedangkan ayat-ayat fikih tidak lebih dari 150 ayat saja. Tapi anehnya, mengapa para ulama lebih banyak menghabiskan energinya untuk membahas persoalan fikih – yang justru sering memicu perseteruan dan konflik antar umat Islam – daripada membahas fenomena terbitnya matahari, beredarnya bulan dan kelap-kelipnya bintang, gerak awan di langit, kilat dan petir yang menyambar, malam yang gelap gulita dan fenomena keajaiban alam lainnya.

Agus Purwanto mengingatkan bahwa fungsi al-Quran juga berlaku bagi konstruksi ilmu pengetahuan dengan memberi petunjuk tentang prinsip-prinsip sains yang selalu dikaitkan dengan pengetahuan metafisik dan spiritual. Dengan kata lain, wahyu (dan sunnah) dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi bangunan ilmu pengetahuan (hal 193).

Maka tidaklah berlebihan bila berbagai pujian dari kalangan intelektual Islam mengalir deras atas hadirnya buku ini. Doktor Terry Mart, seorang fisikawan UI penerima Habibie Award untuk Ilmu Dasar (2001) menilai buku ini sebagai buku pertama yang ditulis oleh seorang fisikawan partikel teori Indonesia. Karenanya, patut menjadi bacaan bagi siapa saja yang ingin mengetahui pertemuan antara alam logika bebas dan alam wahyu ilahiah, dilihat dari sisi fisika. Sedang Prof. Dr. Jalaluddin Rahmat (Kang Jalal) menyebut buku ini sebagai buku ajakan terhadap kaum Muslim untuk menaruh perhatian pada sains sebagai panggilan Ilahi.

Akhirnya, karena cukup komprehensifnya buku ini, tidak ada alasan bagi siapa saja untuk tidak memiliki dan membacanya. * Sidiq Notonegoro

Cover MATAN

Cover MATAN

Sumber : MATAN.
Edisi 25 (Agustus 2008).
Halaman 19.

Ayat-ayat Semesta yang merana

Judul: Ayat-Ayat Semesta, Sisi-sisi Al-Qur’an Yang Terlupakan
Penulis: Agus Purwanto, D.Sc
Penerbit: Mizan, Bandung; Mei 2008
Tebal: +437 hal
If you can not be the best, be the first.

Jika fenomena pergantian siang dan malam, terbit tenggelamnya matahari dan bintang-bintang, dan sabit purnamanya bulan di serangkaian malam adalah sesuatu yang biasa bagi kita, maka tidak demikian halnya bagi para ilmuwan sejati. Seperti lelaki ini.

Ia adalah Agus Purwanto, D.Sc (Doctor of Science). Dosen Fisika Teori pada Fakultas MIPA ITS Surabaya. Lulusan Hiroshima University, Jepang (S3, jurusan Fisika) dengan bidang minat sesuatu yang benak Anda dan saya pasti langsung dipenuhi tanda tanya: neutrino, teori medan temperatur hingga, dimensi ekstra dan kelahiran jagad raya
asimetrik atau baryogenesis.

Namun Gus Pur, demikian ia biasa dipanggil, mungkin hanya akan menjadi ilmuwan seperti yang lain- berkutat di lab dengan gelas kimia, mikroskop, teleskop, dan berbagai peralatan yang lain, diselingi asap berkepulan di sana-sini, jika saja tidak menggebrak dan mendobrak dunia ilmu (sains) yang terkungkung Barat kini. Ia telah melihat ketimpangan itu: bahwa sains telah dijauhkan sedemikian rupa dari Tuhan, Sang Kreator Tunggal. Dan ia segera berpaling kepada kitab suci (Al-Quran) seraya menemukan keterkejutan, bahwa kitab yang dipandang sebagian (besar) orang adalah kitab agama (fikih) itu memuat lebih dari seperlimanya ayat-ayat yang berbicara tentang sains. Ayat-ayat tentang Semesta. Dan ayat tentang hukum (agama) hanyalah 150 ayat saja!

Namun sayang seribu sayang, ayat-ayat semesta dalam Al-Qur’an dalam arti ayat-ayat kauniyah, adalah ayat-ayat yang merana, karena diabaikan umat Islam dan praktis tidak pernah dibahas di dalam pengajian-pengajian atau seminar-seminar Islam. Di samping itu, fakta bahwa ilmuwan yang terkemuka di bidang sains saat ini sebagian besar datang dari Barat membuatnya sebagai seorang muslim tertantang. Jadilah ia masuk jurusan fisika dan menjadi ahli fisika. Jadilah ia seorang yang gandrung pada alam semesta, disamping sastra, sejarah, dan filsafat.

Dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta ini, Gus Pur mencatat tak kurang dari 800 ayat Al-Qur’an mengandung petunjuk ke arah sains. Ini lebih banyak dibandingkan hitungan Syekh Jauhari Tanthawi, guru besar Universitas Kairo, Mesir, dalam bukunya: Al-Jawahir, yang menyebut adanya 750 ayat semesta di dalam Al-Qur’an – fakta yang dirujuk dan disitirnya selama 15 tahun, yang tentu membuatnya malu, lantas berusaha
menghitung sendiri.
Maka jadilah buku Ayat-Ayat Semesta (AAS) ini.

Di awal bab dipampangkan ke-800 AAS tersebut. Baru kemudian ceritanya tentang semesta mengalir. Bukan seperti buku teks teori nan rumit, tetapi sudah diubahnya menjadi cerita yang mengalir, bisa diikuti dan dimengerti (tetapi bukan mudah lho!) sehingga bahkan membuat kita seperti enggan meletakkannya kecuali sudah sampai halaman terakhir. Inilah ilmuwan sejati: membuat yang sulit menjadi mudah dimengerti.

Ia bicarakan banyak hal. Fenomena siang malam, garis edar, berpasang-pasangan, Tuhan yang supersibuk, ketidakkekalan materi, menghunjam ke bumi, menembus langit, Isra’ Mi’raj, teleportasi, hingga bahasa makhluk (lain) sebagaimana dimengerti Nabi Sulaiman as. Semuanya berangkat dari ayat di dalam Al-Qur’an. Semuanya bermuara pada satu hal: bahwa sungguh Allah telah meletakkan dasar-dasar sains di dalam kitab-Nya yang telah diturunkan-Nya 14 abad silam! Dengan bukunya ini, Gus Pur hanya berharap sederhana: masyarakat muslim berbondong-bondong mempelajari, mengembangkan, menguasai sains eksakta sebagai bagian dari tugas kekhalifahan manusia di atas bumi. Yang kini banyak diambil orang Barat

Bagi mereka yang ingin lebih serius mempelajari dan membangun sains islam, ia menganjurkan memahami dulu tiga hal: (1) sejarah (tradisi) Islam awal (Rasul saw. dan para sahabat) (2). bahasa Arab (nahwu-sharaf) dan (3). sejarah pemikiran/filsafat. Pfuih! Pra-syarat yang tidak mudah, ya?
Siapa ikut?
* Si jo

Renungan Alam Semesta

Judul Buku : Ayat-Ayat Semesta; Sisi – Sisi Al Quran Yang Terlupakan

Pengarang : Agus Purwanto, D Sc

Jenis Buku : Non Fiksi

Penerbit : Mizan

Tebal : 437 halaman

Cetakan : Cetakan I, Mei 2008

Al Quran merupakan pedoman umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Tapi kita sering kali melupakan sisi – sisi Al Quran yang menarik untuk dibahas. Padahal, ada banyak hal yan dapat dikaji lebih mendalam dari kalam Allah SWT terutama dalam menunjang sains. Ironisnya, tidak banyak masyarakat muslim yang dapat memahaminya, bahkan ada pula yang belum mengetahuinya.

Hal ini dikarenakan adanya tradisi masyarakat Indonesia sendiri yang cenderung kesufi-sufian. Akibatnya, Sains Islam tak kunjung berkembang, karena masyarakat (umat Islam) sebagai mayoritas bangsa ini juga di negeri –negeri Muslim umumnya masih terbelakang, bodoh dan miskin.

Padahal Dunia Islam, pernah mencapai masa keemasannya, di bidang sains, teknoligi, filsafat sekitar abad ke-8 samapai ke-15. tapi kini, dunia Islam terutama sains islam mulai meredup.

Dalam buku setebal 437 halaman ini, penulis yang juga merupakan Kepala Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFA) ITS ini mencoba mengangkat kembali dunia Islam terutama sains Islam, dengan mengkaji ayat-ayat kauniyah yang berada dalam Al Quran. Ayat-ayat Kauniyah sendiri merupakan ayat – ayat Al Quran yang membahas tentang alam semesta.

Dari sekitar 1.108 ayat – ayat kauniyah yang telah dikumpulkan oleh penulis. Dan setelah di kaji ulang hanya ada 800 ayat – ayat Kauniyah yang mengandung informasi dinamis. Selain itu juga, penulis mengajak pembaca untuk dapat membangun dunia Islam terutama sains Islam dengan cara memotivasi ilmuwam muslim khususnya untuk mendukung riset dengan ayat – ayat kauniyah.

Tak hanya mengulas tentang ayat-ayat kauniyah saja, penulis juga mengulas fenomena-fenomena alam yang disedernakan ke dalam konsep fisika, misalnya fisika kuantum, terori relativitas dan hal yang sederhana mungkin.

Fenomena yang di ungkap penulis misalnya peristiwa Isra’ mi’raj yang pernah dialami Rasulullah SAW. Menurut penulis, peristiwa Isra’ Mi’raj tidak bisa dijelaskan dengan metode fisika klasik ataupun teori relativitas. Peristiwa Isra’ Mi’raj sebenarnya merupakan peristiwa teleportasi kuantum, sehingga untuk sampai ke sidratul muntaha tidak dapat ditempuh dengan kecepatan cahaya sekalipun.

Selain itu pula, peristiwa pergantian siang dan malam pun turut dijelaskan oleh penulis. Walaupun sudah banyak diketahui orang bahwa pergantian siang dan malam terjadi karena bumi berputar pada porosnya. Dan peristiwa terjadinya malam terjadi lantaran bumi bagian yang bersangkutan membelakangi matahari sehingga tidak mendapatkan sinar matahari. Sementara itu, bagian bumi yang lainnya menghadap dan mendapat sinar matahari, sehhingga di belahan bumi tersebut mengalami peristiwa terang ataupun siang.

Penulis juga menambahkan peristiwa pergantian siang dan malam juga dikarenakan jarak bumi yang ideal terhadap matahari, sehingga intensitas matahari ke bumi pun ideal. Sehingga kehidupan di bumi pun dapat berlangsung, berbeda dengan kehidupan di planet yang lainnya, yang memiliki jarak yang berbeda.

Walaupun ada beberapa ayat-ayat kauniyah yang belum dibahas secara mendetail. Akan tetapi penuturan yang disampaikan penulis seakan mengajak pembacanya untuk turut berdialog serta merenungkan segala fenomena yang terjadi di alam semesta ini. Selain itu, buku yang dirancang sebagai salah satu media untuk memotivasi ilmuwan muslim khususnya, buku ini juga bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan untuk masyarakat umum guna menunjang pengetahuan tentang Dunia Islam dan sains.

Dengan tampilan desain cover yang menarik dengan warna dominan biru ini, juga disajikan dengan kalimat yang lugas dan mudah dipahami. Yang dilengkapi juga dengan penjelasan secara ilmiah terutama fisika serta juga judul yang menggelitik untuk dibaca. Salah satu kelebihan buku ini adalah, penulis juga piawai mengarahkan para pembaca untuk dapat memahami teori-teori fisaka dengan mudah. Sehingga dapat menepis anggapan bahwa fisika sulit dimenegerti. Selain itu, di dalam bukunya, penulis juga menyarankan bagi para pembaca yang berkeinginan untuk menjadi seorang ilmuwan dengan menempuh jalan sunyi, yakni jauh dari gemerlap duniawi.

Siti Makkatur Rohmah

Mahasiswa Fisika-FMIPA ITS

7 responses

15 05 2010
Ayat-Ayat Semesta Dipedomani Syi’ah Sehingga Iran Maju PESAT « WWW.SYIAHINDONESIA.COM DIBUAT SALAFI TANDUK SETAN DARI NAJAD

[…] Ayat-Ayat Semesta Dipedomani Syi’ah Sehingga Iran Maju PESAT Posted on Mei 15, 2010 by syiahali RESENSI […]

20 05 2011
wahid

saya mohon agar lebih memperbanyak artikel islami

31 01 2012
syifa

dmana sy dapat beli buku ne? toko buku dkota mukim sya tidak ada.

31 01 2012
Gus Pur

betul, memang agak susah diperoleh di toko buku. bisa pesan langsung kepada kami via no yang telah kami ekspos.

10 02 2012
Sisi-Sisi al-Quran yang Terlupakan « Shadaqah Ilmu

[…] https://ayatayatsemesta.wordpress.com/resensi/ Like this:SukaBe the first to like this post.   Leave a […]

11 09 2012
lia safrida

ya.. gemana cr@ kalau mw pesan buku ini..?

15 01 2017
djahya

disolo ada tepatnya dekat sriwedari

Tinggalkan Balasan ke Sisi-Sisi al-Quran yang Terlupakan « Shadaqah Ilmu Batalkan balasan